Selasa, 01 Mei 2012

LESUNYA INDUSTRI PALA INDONESIA


Pala (Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala
menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera. Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain:
1.    Myristica fragrans Houtt
2.    Myristica argentea Ware
3.    Myristica fattua Houtt
4.    Myristica specioga Ware
5.    Myristica Sucedona BL
6.    Myristica malabarica Lam

Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai 20 meter dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan, biji pala dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan bagian dalam biji dijual sebagai biji pala, yang dikenal di pasaran dengan sebutan pala itu sendiri. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan minuman penyegar (seperti eggnog). Minyaknya juga dapat dipakai sebagai campuran parfum atau sabun.
Tanaman pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari kepulauan Banda dan Maluku. Tanaman pala dikenal dengan tanaman rempah yang memiliki nilai ekonomis. Hasil tanaman pala yang biasa dimanfaatkan adalah buah pala. Buah pala terdiri dari daging buah (77,8%), fuli (4 %), tempurung (5,1%) dan biji (13,1%). Bagian buah yang bernilai ekonomi cukup tinggi adalah biji pala dan fuli (mace) yang dapat dijadikan minyak pala. Daging buah pala dapat dimanfaatkan untuk diolah menjadi manisan pala, asinan pala, dodol pala, selai pala dan sirup pala. Indonesia merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli terbesar dipasaran dunia (sekitar 60%), dan sisanya dipenuhi dari negara lainnya seperti Grenada, India, Srilangka dan Papua New Guinea. Berdasarkan data Ditjen Perkebunan (2000) produksi pala Indonesia tahun 2000 adalah sebesar 19,95 ribu ton. Produksi pala relatif stabil dan cenderung meningkat sejak tahun 1994 yang berkisar antara 19,00 -19,95 ribu ton per tahun. Daging buah pala yang merupakan bagian terbesar dari hasil panen buah pala merupakan suatu potensi bahan baku yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan. Salah satu upaya pemanfaatan daging buah pala adalah pembuatan manisan pala, yang umumnya dilaksanakan oleh usaha kecil rumah tangga. Untuk itu pemberdayaan usaha kecil ini perlu terus ditingkatkan. Melalui pemberdayaan usaha kecil manisan pala ini, diharapkan produk manisan pala juga dapat menjadi komoditi ekspor Indonesia mengiringi ekspor biji, fuli dan minyak pala.
Dengan banyak peluang yang bisa dikembangkan. Masyarakat sering maembuat buah pala untuk keperluan rumah sendiri. Namun banyak juga yang menjadikan sebagai industri meskipun kecil. Salah satu peluang usaha yaitu pengolahan buah pala menjadi insdustri besar untuk memenuhi pangsa pasar luar negeri. Indonesia merupakn produsen manian buah pala di dunia.
Proses produksi manisan pala
1.    Bersihkan buah pala dengan dicusi dengan air hingga bersih. Setelah itu buatlah larutan air garam di dalam drum atau ember besar. Kemudian buah pala didiamkan selam satu malam dengan larutan garam. Bertujuan agar buah pala tetap bersih dan tidak terjadi perubahan warna ketika kulitnya diambil dan dikupas
2.    Setelah direndam pala diangkat dan dipindahkan pada tempat lain agar larutan garam bisa menetesbdan tidak menempel pada buah pala
3.    Mengupas kulit dan mengelurkan bijinya untu melakukan ini didunakan pisau yang tajam dan kuat, agar buah pala tidak rusak dan lebig menarik. Dapat dibentuk menurut selera
4.    Setelah dibentuk maka buah sirendam pada larutan pengawt selama duapuluh empat jam, lalu angkat lagi dan bersihkan serta dikeringkan.
5.    Buat larutan gula dengancara yang sama.
6.    Setelah itu diangkat darilarutan gula dan didiamkan selam beberapa waktu. Jika perlu warna di masukan pewarna.
7.    Terakhir buah pala memberi taburan gula, agar rasanya bisa manis dan sedap untuk dikkonsumsi.

1 komentar:

  1. kita juga punya nih artikel mengenai 'Argo industri', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
    http://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2685/1/Kommit2000_informasi_7.pdf
    trimakasih
    semoga bermanfaat

    BalasHapus