Senin, 26 Maret 2012

PERANCANGAN PABRIK SOSIS PUYUH

1.1 Latar belakang
Pemerintah dalam pembangunan di subsektor peternakan telah bertekad akan mengembangkan beberapa aneka ternak. Disamping tingkat kebutuhan masyarakat terhadap protein hewani yang semakin tinggi, hal ini juga dapat dilihat dengan adanya ketidakseimbangan antara permintaan daging yang meningkat yakni sekitar 6-8% tiap tahunnya dan persediaan daging yang ada serta pertambahan populasi ternak yang tersedia tidak mencukupi kebutuhan. Sehingga pengembangan dan penganekaragaman ternak sumber protein hewani serta pengolahan ternak harus ditingkatkan. Selain dari daging ayam, domba atau kambing, ternak lain yang berpotensi sebagai penghasil daging adalah burung puyuh
Burung puyuh merupakan salah satu aneka ternak yang mulai digemari oleh masyarakat karena mampu memenuhi kebutuhan gizi masyarakat. Burung puyuh dapat dimanfaatkan sebagai penghasil daging dan telur serta kotorannya dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang. Kandungan gizi daging burung puyuh tidak kalah dengan daging sapi maupun unggas, dimana daging burung puyuh mengandung 21,10% protein dan kadar lemak yang rendah yaitu 7,7%. Kegiatan usaha dalam mengolah burung puyuh saat ini tengah berkembang cukup pesat, hal ini ditandai dengan banyaknya minat konsumen yang menginginkan adanya produk olahan dari burung puyuh. Peningkatan minat masyarakat tersebut terhadap daging burung puyuh dapat dilakukan dengan cara pengolahan daging burung puyuh menjadi sosis puyuh. Diharapkan ini nantinya dapat menarik banyak pelanggan dan pembeli serta menjadi olahan baru daging burung puyuh sebagai komoditas alternatif yang mendukung ketersediaan protein hewani yang rendah lemak, murah, dan mudah didapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar