Pala
(Myristica Fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli Indonesia, karena tanaman
ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala
menyebar ke Pulau
Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang melewati pulau Jawa pada
tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala terus meluas sampai Sumatera.
Tanaman pala memiliki beberapa jenis, antara lain:
1.
Myristica
fragrans Houtt
2.
Myristica
argentea Ware
3.
Myristica
fattua Houtt
4.
Myristica
specioga Ware
5.
Myristica
Sucedona BL
6.
Myristica
malabarica Lam
Panen pertama dilakukan 7 sampai 9 tahun setelah pohonnya ditanam
dan mencapai kemampuan produksi maksimum setelah 25 tahun. Tumbuhnya dapat mencapai
20 meter dan usianya bisa mencapai ratusan tahun. Sebelum dipasarkan, biji pala
dijemur hingga kering setelah dipisah dari fulinya. Pengeringan ini memakan
waktu enam sampai delapan minggu. Bagian dalam biji akan menyusut dalam proses
ini dan akan terdengar bila biji digoyangkan. Cangkang biji akan pecah dan
bagian dalam biji dijual sebagai biji pala, yang dikenal di pasaran dengan
sebutan pala itu sendiri. Biji pala mengandung minyak atsiri 7-14%. Bubuk pala
dipakai sebagai penyedap untuk roti atau kue, puding, saus, sayuran, dan
minuman penyegar (seperti
eggnog). Minyaknya juga dapat dipakai sebagai
campuran parfum atau sabun.
Tanaman
pala (Myristica fragrans houtt) adalah tanaman asli Indonesia yang berasal dari
kepulauan Banda dan Maluku. Tanaman pala dikenal dengan tanaman rempah yang
memiliki nilai ekonomis. Hasil tanaman pala yang biasa dimanfaatkan adalah buah
pala. Buah pala terdiri dari daging buah (77,8%), fuli (4 %), tempurung (5,1%)
dan biji (13,1%). Bagian buah yang bernilai ekonomi cukup tinggi adalah biji
pala dan fuli (mace) yang dapat dijadikan minyak pala. Daging buah pala dapat
dimanfaatkan untuk diolah menjadi manisan pala, asinan pala, dodol pala, selai
pala dan sirup pala. Indonesia merupakan negara pengekspor biji pala dan fuli
terbesar dipasaran dunia (sekitar 60%), dan sisanya dipenuhi dari negara
lainnya seperti Grenada, India, Srilangka dan Papua New Guinea. Berdasarkan
data Ditjen Perkebunan (2000) produksi pala Indonesia tahun 2000 adalah sebesar
19,95 ribu ton. Produksi pala relatif stabil dan cenderung meningkat sejak
tahun 1994 yang berkisar antara 19,00 -19,95 ribu ton per tahun. Daging buah
pala yang merupakan bagian terbesar dari hasil panen buah pala merupakan suatu
potensi bahan baku yang sangat besar untuk dapat dimanfaatkan. Salah satu upaya
pemanfaatan daging buah pala adalah pembuatan manisan pala, yang umumnya
dilaksanakan oleh usaha kecil rumah tangga. Untuk itu pemberdayaan usaha kecil
ini perlu terus ditingkatkan. Melalui pemberdayaan usaha kecil manisan pala
ini, diharapkan produk manisan pala juga dapat menjadi komoditi ekspor
Indonesia mengiringi ekspor biji, fuli dan minyak pala.
Dengan
banyak peluang yang bisa dikembangkan. Masyarakat sering maembuat buah pala
untuk keperluan rumah sendiri. Namun banyak juga yang menjadikan sebagai
industri meskipun kecil. Salah satu peluang usaha yaitu pengolahan buah pala
menjadi insdustri besar untuk memenuhi pangsa pasar luar negeri. Indonesia merupakn
produsen manian buah pala di dunia.
Proses produksi manisan pala
1.
Bersihkan buah pala dengan dicusi dengan air hingga bersih. Setelah
itu buatlah larutan air garam di dalam drum atau ember besar. Kemudian buah
pala didiamkan selam satu malam dengan larutan garam. Bertujuan agar buah pala
tetap bersih dan tidak terjadi perubahan warna ketika kulitnya diambil dan
dikupas
2.
Setelah direndam pala diangkat dan dipindahkan pada tempat lain
agar larutan garam bisa menetesbdan tidak menempel pada buah pala
3.
Mengupas kulit dan mengelurkan bijinya untu melakukan ini
didunakan pisau yang tajam dan kuat, agar buah pala tidak rusak dan lebig
menarik. Dapat dibentuk menurut selera
4.
Setelah dibentuk maka buah sirendam pada larutan pengawt selama
duapuluh empat jam, lalu angkat lagi dan bersihkan serta dikeringkan.
5.
Buat larutan gula dengancara yang sama.
6.
Setelah itu diangkat darilarutan gula dan didiamkan selam beberapa
waktu. Jika perlu warna di masukan pewarna.
7.
Terakhir buah pala memberi taburan gula, agar rasanya bisa manis
dan sedap untuk dikkonsumsi.
kita juga punya nih artikel mengenai 'Argo industri', silahkan dikunjungi dan dibaca , berikut linknya
BalasHapushttp://repository.gunadarma.ac.id/bitstream/123456789/2685/1/Kommit2000_informasi_7.pdf
trimakasih
semoga bermanfaat